Jumat, 07 Juni 2013

Di Jepang, Hotelpun Disediakan Bagi Orang Mati

(c) oddstuffmagazine


Vemale.com - Umumnya, orang meninggal akan disemayamkan di tempat terakhir mereka. Ya, kebanyakan orang meninggal akan dikuburkan di pemakaman. Namun, ada sebuah keunikan yang terjadi di Jepang.
Di negeri bunga sakura ini, sekitar 23.000 orang meninggal setiap tahunnya. Jumlah ini mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dalam satu dekade ini dilansir dari Reuters. Seringkali, tidak banyak krematorium yang siap dengan jumlah klien yang harus ditangani.
(c) oddstuffmagazine
(c) oddstuffmagazine

Hal ini membuat seorang pria bernama Hisayoshi Teramura membuat sebuah tempat yang bisa dibilang sebagai hotel khusus jenazah. Selama mereka belum mendapatkan pelayanan kremasi, para jenazah bisa ditempatkan di hotel yang bernama Lastel tersebut. Lastel menawarkan pelayanan berupa peti mati pendingin yang bisa disewa seharga 12.000 yen atau Rp 1,5 juta per hari.
(c) oddstuffmagazine

Lastel mampu menampung sekitar 18 tamu jenazah. Tamu-tamu ini diletakkan di tempat yang bisa dikunjungi oleh saudara atau keluarga yang ingin melayat sebelum jenazah dikremasi. Ijin untuk membangun krematorium memang terbilang sulit, sehingga hotel semacam Lastel bisa menjadi salah satu alternatif untuk mengatasi masalah tersebut.
(c) oddstuffmagazine
Sebenarnya Lastel merupakan sebuah tempat yang tidak jauh berbeda dengan krematorium, namun fungsi tempat ini lebih sebagai penitipan bagi jenazah untuk mendapatkan persemayaman sementara yang lebih layak selagi menunggu masa kremasi. Tempatnya pun lebih modern dan terkesan lux, namun fasilitasnya disesuaikan dengan keperluan pelayanan kematian.
Bagi beberapa orang, tempat seperti ini mungkin masih menyimpan misteri dan kisah mistis. Namun di hotel ini, ada pendeta yang ditempatkan untuk memimpin ritual kok. Jadi, tempat ini tidak banyak mengisahkan cerita-cerita aneh atau horor.

sumber

Terendam Banjir 25 Tahun, Kota Ini Jadi Kota Hantu

 
Kota Epecuen (c) AP/dailymail.co.uk


Vemale.com - Selamat datang di kota Epecuen, kota hantu yang terletak di Argentina, Barat daya Buenos Aires. Dilansir Dailymail, puluhan tahun yang lalu, kota ini sangat ramai dengan wisata danau yang membuat 20.000 turis datang setiap musim. Namun pada tahun 1985, sebuah bencana menenggelamkan kota yang cantik dan masyarakat kecil di sana.
dailymail
Kota yang tersapu banjir (c) AP/dailymail.co.uk

Tanpa peringatan, bencana banjir besar menghancurkan kota Epecuen. Hujan yang sangat deras diikuti badai membuat laguna meluap, menumpahkan airnya di kota kecil tersebut. Tanggal 10 November 1985 menjadi akhir kejayaan kota Epecuen. Air bah seperti meledak dan menghancurkan dinding penahan danau, membuat satu kota tenggelam. Air asin korosif setinggi 10 meter meninggalkan duka mendalam, warga yang berhasil menyelamatkan diri meninggalkan Epecuen selamanya.
dailymail
Jejak-jejak genangan air (c) AP/dailymail.co.uk

Seorang korban selamat, Norma Berg, yang saat ini tidak lagi tinggal di Epecuen bercerita mengenai hari menyedihkan tersebut. "Saya punya banyak kucing dan anjing. Beberapa hari sebelum banjir, aku tidak melihat mereka," kenangnya. "Saya pikir, hewan peliharaan bisa merasakan bahwa tanda-tanda bencana akan datang," lanjutnya. Sudah jadi rahasia umum bahwa hewan selalu tahu tanda-tanda bencana terlebih dahulu sebelum manusia.
dailymail
 Tidak ada yang mau kembali ke kota ini (c) AP/dailymail.co.uk

Setelah terendam selama bertahun-tahun, kota Epecuen yang terendam mulai surut. Sayangnya, tidak ada yang mau kembali ke kota tersebut dan membangun lagi kejayaannya. Yang tersisa dari bencana kota Epecuen adalah sisa bangunan yang sudah hancur, tanaman yang hanya menyisakan batang, kesan suram dan menyeramkan bisa dirasakan jika Anda berkeliling di 'kota hantu' ini.

dailymail
Perbandingan kota sebelum bencana banjir dan sekarang (c) AP/dailymail.co.uk
Ada sisa trauma yang tertinggal pada kota ini. Yang menarik, ada seorang pria, Pablo Novak, 82 tahun yang menolak untuk pergi dari kota Epecuen. "Saya baik-baik saja tinggal di sini. Saya hanya sendirian. Saya sering membaca koran dan mengingat masa keemasan kota ini," ujarnya. Beberapa kali Pablo melihat orang-orang yang berkunjung di kota Epecuen, sekedar melihat-lihat sisi menyeramkan reruntuhan kota dan mengenang kembali tragedi mengerikan di tahun 1985.


dailymail
Makam yang sudah tidak terawat (c) AP/dailymail.co.uk

Anda tertarik mengunjungi kota hantu Epecuen?

sumber

Jatinga, Desa Misterius Tempat Puluhan Burung Bunuh Diri

 
Ilustrasi (c) shutterstock


Vemale.com - Percayakah Anda, bahwa bunuh diri tidak hanya dilakukan manusia, tetapi juga hewan. Sebuah desa di India bernama Jatinga menjadi saksi kejadian misterius yang berkaitan dengan kematian ratusan burung. Peristiwa aneh yang terjadi di Jatinga membuat banyak orang percaya bahwa burung bisa mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri bersama-sama.

Dilansir dari situs Times of India, pada bulan September hingga November, ketika matahari terbenam, ratusan burung dari berbagai jenis datang ke Jatinga dengan sangat cepat. Burung-burung itu lalu menabrakkan tubuh mereka dengan keras pada bangunan atau pohon hingga mati. Fenomena aneh ini terjadi berkali-kali dengan penjelasan yang masih tidak pasti.

Desa Jatinga sebenarnya desa yang masih asri dan menjadi tempat banyak spesies burung untuk istirahat saat migrasi. Anehnya, saat bulan September datang hingga akhir tahun, fenomena burung 'bunuh diri' di desa Jatinga kembali terulang.

Menurut Anwaruddin Choudhury dari Assam, peristiwa ini bukanlah bunuh diri, tetapi ada pencetus yang menyebabkan ratusan burung menabrakkan diri dengan keras pada bangunan atau pohon. Pencetus itu diperkirakan adalah lampu. Walau begitu, fenomena ini masih jadi tanda tanya besar. Pengaruh elektromagnetik di desa Jatinga juga dikaitkan dengan fenomena aneh ini, tetapi belum ada bukti nyata.
Meskipun bagi banyak orang, fenomena ini cukup aneh dan menakutkan, warga Jatinga bersuka cita. Mereka akan mengambil burung yang sudah mati, membersihkannya lalu burung-burung itu dimasak untuk makan sehari-hari.

sumber

Kisah Pria Yang Mengalami Luka Lewat Mimpi

 
 Courtesy ShutterStock.com

Vemale.com - Mimpi, bunga tidur yang biasanya diremehkan orang dan dianggap sebagai hal yang tak patut dipikirkan. Bisa jadi pernyataan tersebut benar, tetapi juga bisa salah.
Sebagian orang dan ilmuwan percaya, bahwa mimpi ada hubungannya dengan banyak hal, entah itu dengan alam bawah sadar, atau juga kehidupan seseorang. Well, terlalu complicated kalau dibahas satu per satu. Yang jelas, mimpi bukanlah sekedar bunga tidur belaka.
Salah satu contohnya adalah kisah seorang pria bernama Durga Jatav berikut ini. Ia mengalami luka di dalam tidurnya, luka tersebut nyata dan berbekas setelah ia bangun. Namun, satu-satunya momen di mana ia mendapatkan luka tersebut hanyalah di dalam mimpi. Bagaimana bisa luka tersebut ada di sana? INILAH MISTERINYa...

Cerita ini dilansir oleh ListVerse, dan diceritakan kembali di sini sebagai sharing pengalaman misteri yang akan membuka banyak mata bahwa masih ada misteri di dunia yang tak dimengerti.
Kala itu, Durga Jatav sedang bertarung melawan sakit tipus yang dialaminya. Demam tinggi akhirnya membuat ia tak sadarkan diri dan mengigau. Di dalam mimpinya ia merasa seperti diculik oleh beberapa orang. Agar tidak kabur, akhirnya kedua kakinya dipotong di bagian lutut.
Dan setelah kakinya dipotong, orang-orang di dalam mimpi tersebut menyadari bahwa mereka salah menangkap orang. Jatav dibebaskan dan diperbolehkan pergi. Namun ia bertanya kepada mereka, bagaimana bisa ia pergi apabila ia tak memiliki kaki.
Karena berhutang maaf, orang-orang tersebut menawarkan sepasang kaki baru untuk Jatav. Yang kemudian dipasang pada kedua kakinya. Kaki Jatav kembali tersambung, iapun berhasil pergi.
Dan di saat itu pula ia tersadar dari demamnya, dan kondisinya berangsur membaik.
Keluarga Jatav bersaksi, sepanjang Jatav demam dan bermimpi, tubuhnya menjadi amat sangat dingin seperti mayat. Bahkan keluarganya ketakutan dan merasa khawatir. Namun keajaiban datang tepat di saat mimpi Jatav berakhir. Ia berangsur sembuh dan bangun.
Uniknya, saat tersadar, ada bekas luka di kedua kaki Jatav tepat di bagian di mana ia bermimpi bahwa kedua kakinya dipotong. Jatavpun dibawa untuk mendapat pemeriksaan sinar X. Tidak ada luka di bagian tulang kedua kakinya, hanya bekas luka seperti goresan pisau atau pedang di bagian kulit saja.
Seorang psikiater bernama Ian Stevenson tertarik akan kasus ini. Iapun mengadakan penelitian terhadap diri Jatav dan mencantumkannya dalam buku yang ditulisnya berjudul Reincarnation and Biology: A Contributon to the Etiology of Birthmarks and Birth Defects.
Hingga saat ini kasus Jatav masih menjadi misteri. Tak ada yang bisa menjelaskan bagaimana hubungan bekas luka dengan mimpi. Sebenarnya, pernah ditemukan beberapa kasus serupa. Namun, karena jarang dialami orang maka kasus ini menjadi hal yang terlupakan.

sumber